curse.
oke, bagaimanapun kenyataannya tidak selalu saya mengerti kenapa dan kenapanya. bukan karena saya seorang genap dan ganjil maka saya bukan seorang ganjil dan genap. pernyataan pernyataan dalam ketidakserasian waktu membuat saya terngiang akan sebuah surat dari kepala besar manusia pilihan. permainan yang diakhiri dengan kerutan dahi bukanlah kesalahpahaman, tapi disalahpahamkan. konspirasi, sebuah kesengajaan. praktik tertutup bahwa pada setiap kemungkinan penggunaan kata, diselipkan beberapa antonim sehingga melahirkan kebuntuan akibat keterbalikan fakta. anda suguhkan suatu keanehan ketika saya menginginkan sebuah kejujuran. menutupi semua langit dengan awan gelap tanpa hujan. ah, bisanya saja atau memang saya terlalu terbelakang. bagai kehilangan kartu truf, semuanya terbaca dan terekam dengan baik. bagaimana pergerakan ini begitu transparan ketika semuanya bagi saya malah justru terlihat semu dan berbayang. kenapa tidak kita buka saja jendela agar udara bisa masuk? atau, kita bisa keluar lewat pintu depan dan berjalan menghirup udara segar di halaman ketika pagi datang. bukan tetap bermain kata kata dan perasaan. mungkin suatu saat, berdua akan menjadi sesuatu yang dirasa milik orang lain. oleh oleh dari perjalanan kata kata perbincangan tempo lalu menyayat nyayat dinding hati dan menimbulkan luka luka tanpa darah. hanya guratan hitam dan merah bermunculan tanpa rasa sakit. karena semuanya bisa karena terbiasa, dan begitulah memang seharusnya. bagaimana mencoba menciptakan keterbiasaan diantara kecanggungan yang terus terusan seperti batuk tengah malam. muncul disaat yang tidak diinginkan. betapa harus saya bercerita dalam tatanan kata tak beraturan, sehingga semuanya menjadi semakin tidak jelas bahkan ketika situasinya sudah tidak jelas. permainkan benang gelasan seperti kau menerbangkan layangan dan dalam hitungan detik, tanganmu berdarah oleh besetan benang. anda biasa memainkannya, namun saya tidak. maaf, saya berdarah dan ingin penyembuhan. ini luka, tidak berdarah, namun berair warna merah dan sedikit kental. anda panggil itu darah, dan saya sebut itu nanah. tidak ada tanda penyatuan pandangan karena kebingungan melanda. lihat di depan sudah ada palang rintangan. sebaiknya saya memutar, dan mencari jalan keluar.
untuk semua yang terlahir dari sebuah pengakuan, mereka tumbuh menjadi kebohongan kebohongan karena memang sesungguhnya itulah nenek moyang mereka. tidak lebih dari sekedar gurauan anak manusia yang inginkan hatinya terkena pembicaraan dua arah. namun menemukan dirinya terhadap sebuah ketidakmampuan untuk beradaptasi di lingkungan barunya.
No comments:
Post a Comment