saya hanya bisa pulang ketika waktunya tiba.
8 batang rokok adalah menu buka puasa yang sangat berbeda ketika kau hanya ingin dia. tapi nampaknya semuanya sudah disilang untuk hari ini. cross check sebentar, dan mengerti bahwa kebanyakan hal terjadi tanpa kita sadari. bahkan ketika arti kata semangat tidak lagi punya api di dalamnya. berpikir keras bahwa ini semua tanggung jawab saya. saya, dan saya. hanya saya yang bisa disalahkan atas situasi ini. teman berkata bahwa saya membuat gantungan untuk diri saya sendiri. dan saya hanya bisa tersenyum lalu melangkah menuju tempat gelap dimana kasih sayang manusia menjulang dan berwarna hijau tua. melangkah dan terus melangkah menjauhi tantangan. usaha dan usaha, itu yang mereka katakan. tak semudah melempar handuk kan? dan tak seindah menjadi panutan.
lantas, kenapa mesti lari?
lantas, kenapa mesti lari?
jujur saya hanya bingung. semua yang disilang hari ini nampak sangat jelas dan sangat rancu di saat yang bersamaan. bagaimana bisa kaca bening tidak membiarkan cahaya menembusnya?. dan mungkin saya hanya mencari cari kesalahan dan sesuatu untuk disalahkan. tapi masalahnya bukan itu, bukan pula hutan tempat saya berlari menumpahkan resah gelisah malam ini. tapi bagaimana bisa saya menghadapinya disaat dia terlebih dulu mengetahui kelemahan saya. bagaimana bisa dia membaca diri ini dengan begitu mudah seakan saya hanya sebuah brosur bimbingan belajar? ah, anda sangatlah kejam dan pintar.
pilihan untuk bertahan bukanlah sesuatu yang ada tadi. atau lebih tepatnya, kalah sebelum bertarung. bahwa hari pertama ini bukanlah awal yang baik bagi saya dan kehidupan saya. bagaimana sekarang saya mengembalikan tatanan rasa ini kembalik ke titik awal adalah sesuatu yang juga patut diperhitungkan, meskipun dengan sangat berat dan malu, saya akui bahwa bukan semuanya kesalahan saya. ya, dan malu untuk sebuah kesalahan bersama harusnya juga diakhiri dengan hancurnya rasa ego untuk saling mengalah dan bermaafan. tapi nampaknya, mulutmu terlalu kecil untuk melakukannya, sementara saya lebih mementingkan pergerakan jemari dan merangkai kisah ini dalam suatu rangkaian paragraf.
tidak perlu sedu sedan, baik hari ini maupun esok hari.
untuk sebuah hasil, semuanya pasti ada harganya.
dan untuk sebuah tujuan, ada proses pula yang harus dilakukan.
tidak ada kata pantang, dan tidak bisa di skip. ini bukan dvd player, namun ini hidup.
dan harga serta proses kehidupan memang sudah sepaket dengan air mata dan keringat.
sedih dan senang adalah bumbu yang lazim.
tidak ada kemenangan tanpa perjuangan.
dan apa yang saya lakukan, maka itu yang akan saya dapatkan.
semuanya, begitu rapi terstruktur. namun begitu rumit untuk dipraktekan.
apa karena saya melecehkan panggilan langit?
apa karena memang langit memiliki telinga namun tidak menerima layanan curhat?
atau mungkin karena kehidupan ini hanya akan hancur tanpa akhir yang bahagia seperti di buku dongeng anak anak.
tuan putri. memang cocok nama itu disandingkan dengan kenyataan.
prajurit templar? hm, rakyat jelata lebih mengena.