let me get this straight.
eh, shall we?
in some occassion, you're the most talkative person. dominating.
or should i say, intimidating.
setiap kata yang terucap.
masuk lewat kuping kanan.
tertahan di otak.
merangsang senyum dan imaginasi untuk saling bertemu dan merangkul.
ah, anda sendiri tidak pernah membayangkan.
sebuah kata kecil dengan dampak besar.
tensi meninggi dan segalanya bergerak lebih lambat.
sebuah kontradiksi.
karena memang anda menghadirkan sebuah anomali dalam hidup ini.
susah bagi saya merangkai kata.
mudah bagi anda membaca saya.
karena memang sebuah kereta impian berlari dengan bahan bakar imaginer,
dan menabrak lintasan kenyataan sehingga membuka kedua mata seakan membuat diri ini tersadar, padahal tidak.
2 BULAN HIDUP SEPERTI INI, namun saya belum beranjak dari garis awal.
anda merangkai huruf t, e, m, a, n.
dan saya merangkai huruf s, a, y, a, n, g.
tidak tertangkap, tidak sinkron.
ayo kita ulangi sekali lagi.
anda merangkai huruf t, e, m, a, n.
saya mencoba merangkai huruf t, e, m, a, n,
tanpa diakhiri tanda titik. lihat?
ya, ada sesuatu yang terungkap dari pembicaraan di sore hari menjelang berbuka.
"lo ingin yang lebih kan dari ini?"
dan dalam sekejap, saya berdiri.
mengetahui dengan sepenuhnya bahwa 2 bulan saya habiskan dengan tindakan bodoh.
tidak beranjak, adalah kesalahan terbesar.
apa yang telah saya lakukan? batin bertanya tanpa tau apa jawabnya.
yang pasti, terhitung mulai kemarin, kaki menuntun saya untuk berjalan.
tapi di dalamnya, masih bingung karena -seperti yang anda katakan- ambigu.
ambigu melihat bahwa anda mulai kabur dari pandangan saya.
2 bulan ini saya salah membangun rumah.
saya memanggil realita untuk membantu saya berdiri.
ketika berdiri, saya memanggil ironi untuk membantu saya berlari.
dan kini saya berlari mengejar harapan.
realita. ironi. harapan.
tiga unsur dominan pembentuk diri ini.
ketika realita dan harapan berbenturan, maka ironi lahir.
begitu bukan? indah sekali melihat siklus hidup yang sangat abstrak.
satu menit kau berada di surga, dan detik berikutnya kau terpental di neraka.
satu saat kau berada di tangannya, jeda kemudian kau telah berada di ujung kakinya.
merangkak menyusul derap langkah kakinya yang kian menjauh.
berusaha menggelayut di kaki kaki itu.
sembari menitikan air mata yang sebenarnya juga air matanya.
setiap kata yang tertulis, adalah ucapan yang tak lahir. mengerti?
eh, shall we?
in some occassion, you're the most talkative person. dominating.
or should i say, intimidating.
setiap kata yang terucap.
masuk lewat kuping kanan.
tertahan di otak.
merangsang senyum dan imaginasi untuk saling bertemu dan merangkul.
ah, anda sendiri tidak pernah membayangkan.
sebuah kata kecil dengan dampak besar.
tensi meninggi dan segalanya bergerak lebih lambat.
sebuah kontradiksi.
karena memang anda menghadirkan sebuah anomali dalam hidup ini.
susah bagi saya merangkai kata.
mudah bagi anda membaca saya.
karena memang sebuah kereta impian berlari dengan bahan bakar imaginer,
dan menabrak lintasan kenyataan sehingga membuka kedua mata seakan membuat diri ini tersadar, padahal tidak.
2 BULAN HIDUP SEPERTI INI, namun saya belum beranjak dari garis awal.
anda merangkai huruf t, e, m, a, n.
dan saya merangkai huruf s, a, y, a, n, g.
tidak tertangkap, tidak sinkron.
ayo kita ulangi sekali lagi.
anda merangkai huruf t, e, m, a, n.
saya mencoba merangkai huruf t, e, m, a, n,
tanpa diakhiri tanda titik. lihat?
ya, ada sesuatu yang terungkap dari pembicaraan di sore hari menjelang berbuka.
"lo ingin yang lebih kan dari ini?"
dan dalam sekejap, saya berdiri.
mengetahui dengan sepenuhnya bahwa 2 bulan saya habiskan dengan tindakan bodoh.
tidak beranjak, adalah kesalahan terbesar.
apa yang telah saya lakukan? batin bertanya tanpa tau apa jawabnya.
yang pasti, terhitung mulai kemarin, kaki menuntun saya untuk berjalan.
tapi di dalamnya, masih bingung karena -seperti yang anda katakan- ambigu.
ambigu melihat bahwa anda mulai kabur dari pandangan saya.
2 bulan ini saya salah membangun rumah.
saya memanggil realita untuk membantu saya berdiri.
ketika berdiri, saya memanggil ironi untuk membantu saya berlari.
dan kini saya berlari mengejar harapan.
realita. ironi. harapan.
tiga unsur dominan pembentuk diri ini.
ketika realita dan harapan berbenturan, maka ironi lahir.
begitu bukan? indah sekali melihat siklus hidup yang sangat abstrak.
satu menit kau berada di surga, dan detik berikutnya kau terpental di neraka.
satu saat kau berada di tangannya, jeda kemudian kau telah berada di ujung kakinya.
merangkak menyusul derap langkah kakinya yang kian menjauh.
berusaha menggelayut di kaki kaki itu.
sembari menitikan air mata yang sebenarnya juga air matanya.
setiap kata yang tertulis, adalah ucapan yang tak lahir. mengerti?
No comments:
Post a Comment